Minggu, 07 Juli 2013


Berbicara tentang Nabi Muhammad SAW maka akan mengingatkan kita pada uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik dan manusia yang memiliki sebaik-baiknya akhlak. Seperti halnya dalam surat Al-Ahzab ayat 21 “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang yang mengharap rahmat Allah”  Maka dari itu, sesungguhnya beliau adalah sosok yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Islam dan akhlak manusia didunia ini.

Shaffiyah Al-Mubarakafuri dalam Sirah Nabawiyah mengatakan bahwa Rasulullah adalah orang yang sangat lembut, murah hati, mampu menguasai diri, suka memaafkan, dan sabar saat ditekan.Tatap mata beliau sejuk dan menentramkan. Rasulullah juga merupakan sosok yang adil, paling jujur perkataannya, dan paling besar amanatnya. Bahkan musuh beliau pun mengakuinya.

George Bernard Shaw, salah seorang Nobelis Sastra ditahun 1925, menyatakan bahwa “Saya percaya jika manusia seperti Muhammad diserahi kendali kepemimpinan dunia modern, dia akan berhasil memecahkan problem-problemnya sehingga dunia akan mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan”

Bagaimana tidak, ia adalah sosok pemimpin yang mampu membawa masyarakat jahiliyah pada masa itu menuju zaman yang berakhlak mulia (akhlakul karimah). Banyak kisah-kisah yang menyebutkan tentang kehebatan beliau dalam berbagai hal. Dari hal yang urusannya wajib atau sunnah beliau laksanakan dengan baik. Shalat tahajud pun tak pernah beliau tinggalkan padahal sudah jelas beliau termasuk orang yang ma’sum (dijamin masuk surga oleh Allah). Mencari ilmu, berteman dengan orang sholeh, menjadi seorang pemimpin yang adil, bahkan bagaimana menghilangkan racun yang ada didalam tubuh beliau selalu menjelaskan.

Ada suatu kisah dimana seorang kakek kafir buta  yang hidup sebatang kara selalu menghina Rasulullah namun Rasulullah tak pernah marah bahkan dalam kesehariannya beliau menyuapi si kakek kafir ini, tanpa si kakek tahu. Hingga, saat Rasulullah meninggal, Abu Bakar pun menggantikannya. Namun si kakek buta sadar bahwa yang ia (Abu Bakar) bukanlah orang yang biasanya menyuapkan makanan untuknya karena orang biasanya akan melumatkan makanan hingga empuk dulu baru menyuapkannya. Abu Bakar pun berterus terang dan berkata bahwa orang yang biasa menyuapinya sudah meninggal dan orang itu adalah Rasulullah.Dan akhirnya Si kakek kafir buta itu pun masuk islam.

Kisah tadi memberi pelajaran berarti bagi kita semua bahwa kita harus meningkatkan rasa kepedulian/empati terhadap apa yang ada disekeliling kita. Mungkin dengan sesuatu hal yang sederhana saja, bila kita tidak bisa menyumbangkan harta kita, kita dapat menyubangkan ilmu seperti saling berbagi ilmu, -tetapi tidak saat ulangan karena itu adalah ketidak jujuran-, pasti akan menambah keberkahan dalam mencari ilmu.

Namun ternyata, mengambil keteladanan Rasulullah bahkan menjadikannya karakter dalam diri kita juga bukan sesuatu hal yang mudah. Apalagi bila kita lihat dizaman yang serba modern ini, banyak hal yang ternyata jauh dari apa yang telah suri tauladan kita ajarkan bahkan sesuatu hal yang sudah jelas beliau larang malah menjadi hal yang umum saat ini. Banyak hal yang kita sulit menerimanya, jika kita tidak berusaha menggalinya.

Dan cara menggalinya dengan berbagai macam cara, mungkin dengan membaca buku islam, bertanya di pak ustadz, dan cara-cara lainnya.

Perjalanan hidup beliau yang sudah banyak diabadikan dalam berbagai karya menunjukkan bahwa beliau telah menginspirasi jutaan umat didunia ini. Ingatkah kalian tentang apa yang diucapkan terakhir kali sebelum beliau wafat? “Ummati,ummati,ummati..” . Masihkah kita meragukan cinta beliau kepada umatnya?

Ayo mulai dari sekarang harus kita target bagaimana mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya agar dapat bertemu dengan beliau di hari akhir kelak. Mungkin saat ini kita tidak pernah melihat wajah berserinya, menatap teduh matanya, dan mendengar indah perkataanya. Tetapi cukup dengan mencintai dan menjaankan tentunya sunnah beliau sebagai pembalasan cinta beliau dan menunjukkan kita sebagai pemuda/pemudi muslim sudah sepatutnya mengikuti, meneladani dan menjadikannya figur idola/teladan yang sesungguhnya. Allahuakbar!

(Alhamdulillah, artikel ini mendapat posisi kedua, Lomba menulis artikel keteladanan Rasul tingkat SMAN 1 Sooko Mojokerto)

Hanifah Rahma Rosyida . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates